November 23, 2009

Waspadai Disfungsi Ereksi

Terdapat persepsi yang salah menghinggapi pria yang menggangap disfungsi Ereksi (DE) hanya masalah psikologis saja dan terjadi karena faktor pertambahan usia. Priapun cenderung tertutup untuk membicarakan masalah tersebut, padahal tidak sedikit pria yang mencapai usia lanjut tapi masih memiliki seksual yang baik dengan pasangannya. Pada kasus Disfungsi Ereksi terdapat kesamaan gejala yaitu rendahnya hormon TESTOTERON (TDS) sehingga dalam terapi ejakulasi dini sebelumnya akan selalu dilakukan pemeriksaan testosteron dalam tubuh.




TDS sendiri biasanya akan disertai dengan berkurangnya kepadatan tulang dan massa otot, turunnya libido dan meningkatnya depresi. Testeron total dalm tubuh terdiri dari testeron yang teikat globiun (SHGB) yang porsinya mencapai 60%, testeron yang terikat albumin 38% dab terstoren bebas sekitarnya 2% sedangkan yang dapat aktif berperan dalam membantu proses ereksi hanya testorren bebas dan yang terikat albumin. Pria obesitas juga cenderung menderita disfungsi ereksi.

Untuk mengukur obesitas digunakan BMI (Body Mass Index). Untuk mudahnya bila pria memiliki lingkar pinggang lebih dari 94 cm maka hal tsb dapat dinilai sebagai faktor resiko yang diasosiasikan dengan DE. DE juga datang lebih awal pada pria penderita diabetes. Pria yang kadar gula darahnya tak terkendali dalam waktu lama cenderung akan menderita DE mengingat kurangnya hormon insulin. DE juga dapat muncul lebih dini karena penyakit kardiovaskuler (CVD), hipertensi, atheroosclerosis, bahkan atherosclerosis pada pria usia 13-19 tahun bahkan mencapai 17% dan meningkat 71%pada usia 40 tahun. Asam flavonoid yang terkandung dalam anggur merah memperlambat Disfungsi endokrin.

Pola hidup sehat wajib diterapkan dalam keseharian dengan menghindari rokok, melakukan olahraga teratur dengan berjalan 3 km perhari atau 30 menit olahraga sehari, konsumsi buah dan sayur, menjaga tekanan darah dan kolesterol tetap dalam kondisi ideal serta menjaga berat badan.

0 comments:

Post a Comment